Kamis, 28 Desember 2017

Review Film: Jumanji: Welcome to the Jungle


Ketika suami saya ngajak nonton Jumanji, saya lumayan exciting... teringat lah bagaimana jumaji yang rilis tahun 1995 (tapi kayanya saya nontonnya gak tahun segituan lah... itu masih terlalu kecil... haha pencitraan) seru banget dan masih teringat-ingat sampe sekarang... Pokoknya 2 hal yang akan kita inget terus ya klo gak filmnya bagus banget, ya jelek banget kan... hehe...

Dan di long weekend natal dimana mall penuh banget, kita nonton film ini yang mana ke mall jam 2 siang baru dapet tiket jam setengah 8 malem... (dah gitu 2 studio nayangin Ayat-ayat cinta 2- dimana saya gak tertarik sama sekali karena traillernya terngiang-ngiang, "Nikahi aku Fahri..." Pliz deeeeh gak banget siiih....)

Jadi ceritanya tentang apa... tentang 4 anak SMA (apa kuliah ya...) 2 cowo dan 2 cewe yang bermasalah dan dihukum dimasukkan dalam suatu ruangan untuk nyetreplesin majalah... Trus tau-tau di ruangan itu (semacam gudang) ada playstation yang pas dicolokin ternyata masih berfungsi... permainan itu adalah jumaji.

Karena iseng mainlah mereka... pertama mereka harus milih tokoh-tokohnya... dan ketika mereka pilih tiba-tiba mereka tersedot ke dalam permainan itu... 

Alex wollf sebagai Spencer
Masuk ke permainan jumaji menjadi:

Dwayne Johnson sebagai dr smolder bravestone
SerDarius sebagai Blain
Masuk ke Jumanji menjadi
Kevin Hart sebagai Moose Finbar
Madison Iseman sebagai Bethany
masuk ke Jumanji menjadi
Jack Black sebagai Proff Shelly Oberon
Morgan turner sebagai Martha
Masuk ke Jumanji menjadi
Keren Gillan sebagai Ruby Roundhouse
Mereka masuk dalam permainan yang berlatar di hutan belantara dengan hewan-hewan liar. Diberikan nyawa sebanyak 3, mereka harus dapat menyelesaikan misi yang diberikan, yaitu mengembalikan permata yang udah di ambil musuhnya ke tempat semula yaitu di atas gunung... (inti ceritanya begitu lah ya)...

Lembaga sensor Indonesia mengklarifikasikan film ini untuk 13 tahun ke atas... dan sensor untuk ciuman-ciuman memang ketat... tapi ada yang mengganjal hati... seperti ada sisipan kampanye LGBT.... haha...

Saking dicekokinya dengan kampanye LGBT yang lagi marak... nonton film ini serasa ada misi bahwa LGBT itu gak ada yanng salah... terkadang ada yang seperti bethany yang terperangkap dalam tubuh laki2 namun naluri perempuannya masih hidup... haduuuh pliz deh... hal-hal kaya gini yang menurut saya mengganggu banget...

Setelah pikiran saya kesitu... film ini jadi mengecewakan.... dan agak menakutkan kalau ditonton anak-anak ABG tanpa bimbingan orangtua...

Yah begitulah... jadi agak kecewa dengan film jumanji ini... jadi menurut saya jauuuh banget dari cerita jumanji yang pertama yang lebih epik dan lebih pure untuk anak-anak...

Nilai saya untuk film ini 2,5 dari 5 bintang lah...

Selasa, 26 Desember 2017

Resensi Novel: Big Little Lies - Dusta-Dusta Kecil by Liane Moriarty


Judul: Big Little Lies
Pengarang: Liane Moriarty
Halaman: 512 
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama


Ini buku kedua karangan Liane Moriarty yang saya baca. Sebelumnya saya sudah membaca Husband's Secret

Oh iya sebelumnya, buku ini terkena insiden serius... kebasahan karena rumah saya kebanjiraan... hiiks... dan bukunya jadi jeleek... sebenernya dengan keadaan yang jelek itu, bikin saya males banget ngebacanya... bayangin aja buku tebal dengan penampilan kumal... huhu... tentu bikin malees banget liatnya.... 

Tetapi begitu saya baca dari halaman pertama... saya gak bisa berenti... dan ikut larut dalam cerita itu...

Berkisah tentang persahabatan 3 orang wanita: Madeline, Jane, dan Celeste. Mereka merupakan orang tua murid TK Pirriwee Public School.

Madeline merupakan wanita dominan yang ramah pada semua orang dan tidak takut konfrontasi.

Jane adalah ibu tunggal yang berjuang menjadi orangtua tunggal dari Ziggy-anaknya... anak yang berasal dari one night stand...

Celeste seorang yang cantik dengan anak kembar yang aktif... hidupnya tampak sangat sempurna karena memiliki suami tampan dan kaya.

Awal mula cerita seperti ada kematian... namun kita dibuat penasaran karena gak tau siapa yang mati itu.... sepanjang novel saya menebak-nebak siapakah yang mati dalam cerita ini... 

Kemudian cerita bermula di masa orientasi TK saat salah satu anak yang bernama Amabel (anak dari Renata-ibu dengan karir cemerlang) mengalami perisakan (Fyi perisakan = pem-bully-an, saya juga baru tahu ini... hehe di novelnya pake bahasa perisakan- dan kurang populer di Indonesia). Dan ketika ditanya siapa yang melakukan perisakan, Amabel menunjuk Ziggy (anak dari Jane). Disinilah kemudian terjadi pepecahan kubu... 

Sebagai teman baru Jane, Madeline tentu sangat membelanya, apalagi setelah Jane menolongnya karena cedera kaki yang dialami Madeline saat mengantar anaknya ke sekolah. Dan kesetiakawanan itu pun diikuti dengan Celeste. Mereka membela Jane habis-habisan, apalagi dengan adanya petisi untuk mengeluarkan Ziggy dari sekolah karena diduga melakukan perisakan walaupun belum ada bukti.

Sebenarnya cerita novel ini tidak hanya berkutat di masalah perisakan saja. Itu hanya salah satunya... Di novel ini diceritakan bagaimana sulitnya menjadi seorang ibu. Banyak ilmu parenting yang bisa diambil. Disini digambarkan bagaimana kekhawatiran Madeline karena anaknya yang ABG lebih memilih tinggal dan memuja ibu tirinya... dan bagaimana traumatiknya Jane karena menjadi korban kekerasan seksual sekaligus harus menjadi ibu tunggal...

Selain itu kehidupan rumah tangga yang tampak dipuja banyak orang ternyata sangat bobrok di dalamnya... Celeste yang memiliki kehidupan yang tampak sempurna ternyata mengalami KDRT. Dia bukan orang yang tidak berpendidikan, malah background sekolah hukum sudah dikantonginya, namun tetap sulit untuk membebaskan diri dari KDRT yang dialaminya... 

Ya, novel ini bukan novel misteri... adanya kematian hanya sebagai daya tarik saja... haha... genre novel ini lebih ke novel keluarga...

Menurut saya novel ini sangat menarik... bahasanya yang ringan membuat saya sulit berhenti membaca... padahal bukunya tebal sekali (ditambah kumal hihi)... tapi tanpa sadar saya sudah sampai di akhir bukunya...

Saya beri novel ini 4 bintang dari 5... 

Oh iya, novel ini dibuat mini series-nya dan ditayangkan di HBO... nah yang main:
Reese Witherspoon sebagai Madeline
Nicola Kidman sebagai Celeste

Shailene Woodley sebagai Jane

Menurut saya yang agak kurang cocok adalah yang main Jane... soalnya digambarkan di novelnya dibilang kurus banget... tapi nyatanya disini pemainnya chubby2 gitu... hehe...

Saya baru nonton mini seriesnya yang pertama dari 7 episode, itu pun baru setengah jalan... jadi belom bisa ngasih penilaian apa-apa (sok kritikus film banget haha...)..



Minggu, 17 Desember 2017

Review Film: Murder On The Oriental Express


Sebagai pembaca setia novel Agatha Christie, saya lumayan penasaran dengan film ini. Namun ekpektasi saya gak tinggi-tinggi amat, mengingat saya banyak dikecewakan dengan adaptasi film dari novel yang novelnya sudah saya baca. 

Dalam bayangan saya film ini akan serupa dengan film sherlock holmes yang lumayan berat... dan pusiiing mikirnya, karena alurnya loncat-loncat dan bikin bingung... 

Tapi ternyata, film ini dikemas cukup ringan... alurnya jelas... penokohannya jelas... latarnya jelas... so film ini mudah dicernak... (makanan kali... hehe)

 Bercerita tentang Hercules Poirot seorang detektif handal yang sebenernya udah mau pensiun dari nanganin kasus-kasus... dihadapkan pada kasus pembunuhan di sebuah kereta api jarak jauh. Ditengah perjalanan, Mr Ratchett seorang pengusaha kaya yang diperankan oleh Johnny Depp dibunuh. Pembunuhan terjadi di kamar keretanya dengan banyak tusukan pisau yang tidak beraturan... 

Nah masalahnya setelah ditelisik, ternyata semua penumpang dalam kereta itu punya motif untuk membunuh dan Mr Ratchett memang sosok yang "dunia lebih baik tanpanya" alias jahaat...

Hercules Poirot pun harus menangani kasus ini. Dan ini merupakan kasus yang pelik bagi dia... 

Di film ini Poirot diperankan oleh Kenneth Branagh. Sesuai sih sama yang saya imaginasikan dalam novel-novelnya. Tapi bagi saya karakternya kurang "Poirot benget".


Kan Poirot digambarkan angkuh... PDnya tinggi... Sok kepinteran dan emang pinter banget. Tapi di sini diperlihatkan sisi melankolis poirot... dan ini terlalu banyak... jadinya merusak citra Poirot yang saya sebutkan diatas... Apalagi pas adegan ngomong sendiri di depan foto mantan pacarnya... aduuuh itu bukan Poirot yang saya kenal dalam novel (entah memang klo ada di salah satu novelnya yang poirot melow2 begitu berarti saya belum baca).

Kayanya kok jadi rasa PDnya kurang... dan keangkuhannya cuma tercermin dari kata-kata yang ia ucapkan dalam beberapa adegan tapi tidak terinternalisasi di karakternya...

Jadi menurut saya... Film ini it's ok lah ya, meski sedikit kecewa dengan karakter poirot... tapi dari segi cerita cukup mengalir dan tidak membosankan... 

Saya kasih bintang 3,5 dari 5 untuk film ini...



Minggu, 10 Desember 2017

Review Drama Korea: Witch at Court - Mengulik Kasus-Kasus Hukum Kekerasan pada Perempuan dan Anak


Satu lagi drama korea bertema hukum dan tokoh utamanya berprofesi jaksa berjudul Witch at Court. Sebelumnya sudah banyak banget yang temanya hukum-hukum gitu, seperti While you were sleeping, Remember war of the son, suspicious Partner, Defendant, dan masih banyak lagi yang saya lupa dan saya belom tonton.

Sebenernya rada bosen dengan tema begituan sih... apalagi saya baru aja nonton yang while you were sleeping... dan lagi cover untuk drakor Witch at Court ini gak menarik... haha... tapi saya bingung ketika cek-cek reting drakor, lho drama ini diperingkat atas terus... Saya pun penasaran... dan ternyata emang seruuuu... nontonnya gak bisa berenti.

Berkisah tentang jaksa bernama Ma Yi Deum yang diperankan oleh Jung Rye Won yang kehilangan ibunya 20 tahun lalu... iya ibunya benar-benar hilang... gak tau dimana, jenazahnya pun gak ketemu... Ma Yi Deum pun berkomitmen untuk terus mencari ibunya, makanya dia nafsu banget jadi jaksa terkenal, tiap ada konfrensi pers, dia banci tampil banget... dan ternyata alasannya karena kalau ibunya sengaja meninggalkan dia, bisa liat bahwa dia udah jadi orang hebat... sediiih deh...

Jung Rye Won sebagai MaYi Deum
Karaktek Ma Yi Deum disini unik... sombong, gak mau ikut campur urusan orang apalagi yang merugikan diri dia, pasti dihindari.... tapi ternyata meski dia menganggap gak peduli, tetep dia gak tega untuk membela yang jahat... pokoknya dia jaksa sakti banget, jago manipulasi untuk kemenangan dia... Karakternya nyebelin tapi sekaligus bikin jatuh cinta... haha... Independent nya dan ketangguhannya patut di contoh... 

Tapi karena suatu insiden pelecehan seksual dikantornya yang melibatkan wartawati, Ma Yi Deum harus dimutasi ke unit perlindungan wanita yang dihindari oleh semua jaksa karena bisa mematikan karirnya...

Tapi di unit itulah dia bisa mengulik kasus ibunya yang menghilang 20 tahun lalu...

Di Unit Perlindungan Wanita dia bertemu rekan kerja yang ganteng... haha... mantan dokter psikiater yang kemudian berubah haluan menjadi jaksa karena ingin membela korban-korban pelecehan seksual. Rekan kerja ganteng itu bernama Yeo Jin Wook yang diperankan oleh Yoon Hyun Min.

Yoon Hyun Min sebagai Yeo Jin Wook
Btw dia mirip kan ya sama Lee Joon Gi?

Lee Joon Gi

Mirip gak sih??? Sekilas doang kayanya... hehe...

Nah Ma Yi Deum dan Yeo Jin Wook ini bersama-sama berusaha mengungkap kasus-kasus pelecehan seksual pada wanita dan anak-anak... banyak kasus-kasus pemerkosaan dan pelecehan yang terpecahkan... dan selanjutnya Ma Yi Deum mengetahui bahwa menghilangnya ibunya 20 tahun lalu juga karena ibunya korban pelecehan seksual yang mempunyai bukti untuk menjerat tersangka.

Antagonis disini diperankan oleh Jeon kwang leol sebagai Joo Gab Soo yang jahatnya Naudzhubillah deh... bikiin gemes pengen jambak-jambak dia...

Jeon Kwang Leol Sebagai Joo Gab Soo
Jo Gab Soo mantan kepala polisi yang korup dan suka nyuap yang koneksi dengan orang-orang pentingnya banyak banget. Menghalalkan segala cara untuk mendapat kekuasaan, dan bahkan rela mengorbankan orang-orang setianya... parah deh nih orang... 

Drama ini bener-bener bikin gak bisa berenti. Kasusnya cukup kuat dengan dibungkus hubungan kekeluargaan yang menyentuh hati... tapi sayangnya nih... romantismenya kurang banget... ada siih tapi kedikitan... haha.... cerita romantisnya Ma Yi Deum sama yeo ji wook kurang digarap... jadi saya rada kecewa... haha

Overall seru sih nih drama... sampe episode terakhir pun masih gemes-gemes banget sama si penjahatnya... patut lah buat ditonton... saya kasih bintang 4 dari 5 untuk drakor ini...