Senin, 30 Januari 2017

Resensi Novel: The Duke and I - Seri Bridgerton Family #1 (Part 3)


Setelah menulis resensi novel Bridgerton Family part 1 dan part 2 memang saya akui aneh, karena saya baru menuliskan resensi novel bridgerton seri yang pertama!!!!

Ya mau bagaimana lagi... saya memang bacanya gak urut kok... Sebenarnya gak terlalu penasaran dengan cerita anak ke-4 Bridgerton-Daphne (soalnya saya cuma penasaran ama yang cowo-cowonya aja... hehe)

Tapi gak nyesel kok bacanya... Justru karena buku pertama, karakter anak-anak Bridgerton benar-benar digali... meski hanya terfokus ke-3 anak cowo tertuanya aja (dan ini memang yang saya suka... 😝)

Bercerita tentang Daphne- anak perempuan sulung di keluarga Bridgerton yang sudah memasuki usia menikah. Daphne memang bercita-cita memiliki suami dan anak-anak... Tapi gayanya yang luwes dan ramah terhadap laki-laki (dilatarbelakangi karena gaul dengan 3 kakak cowo) malah justru disalah artikan oleh kaum laki-laki, bahwa Daphne hanya enak dijadikan teman bukan sebagai istri idaman.

Sementara itu Simon yang ternyata adalah teman Anthony (kakak tertua Daphne) merupakan Duke dan memiliki masa kecil yang kelam. Tidak bisa bicara hingga umur 4 tahun, dan membuat ayahnya sangat marah dan malu, hingga dianggap tidak bisa menjadi pewaris. Kehidupan Simon kelam sekali karena selalu ditolak ayahnya dan dianggap aib... meski pada akhirnya Simon menjadi sosok duke yang sempurna dengan ketampanan dan wibawa.

Simon yang malas menjadi incaran mama-mama yang ambisius menikahkan anak-anak perempuannya membuat rencana untuk pura-pura tertarik dan akan melamar Daphne. Dengan rencana ini Daphne juga akan mendapat keuntungan dengan memiliki lebih banyak perhatian dari pria-pria terhormat (pasarannya naik karena ditaksir seorang Duke). 

Lalu bisa ditebak lah ya, dari pura-pura trus jadi suka beneran... dan begitulah...begitulah.... 😆

Nah yang saya suka disini memang gaya simon yang angkuh dan padahal dia tuh gak percaya diri... seimbang dengan sifat Anthony... mirip-mirip lah dua karakter itu... yang membedakan, anthony punya tanggung jawab tinggi banget ke adek perempuannya... sementara si Simon adalah pria kesepian yang gak punya keluarga...

Ceritanya cukup kuat berputar atas dampak traumatis Simon karena ditolak ayahnya... Kemarahan dan dendam simon yang menggebu-gebu hingga gak mau untuk nikah dan punya anak...

Suka saat adegan Anthony dan Daphne minum susu tengah malam, dan kalimat anthony saat Daphne nanya kenapa si Simon gak mau nikah, "Simon memang orang baik, tapi dia bukan untukmu..."

Suka juga saat simon ikut piknik bareng keluarga Bridgerton yang banyak... kebayang berisiknya...

Cerita di novel ini lebih banyak adegan kekeluargaannya dibanding Bridgerton yang lain... bahkan benar-benar menonjolkan karakter Anthony yang over protektif...

Cuma yang saya gak masuk logika... lama amat marahan nya antara Simon sama Daphne yang sampe 2 bulan itu.... 

Ya saya kasih bintang 4 dari 5 untuk seri bridgerton yang pertama ini... 





Minggu, 29 Januari 2017

Resensi Novel: What Happens in London by Julia Quinn


Karena lagi kecanduan novel Julia Quinn, saya mencoba novelnya yang lain tapi bukan yang Bridgerton family...

Saya mencoba memilih novel yang berjudul what happens in london.... tapi yaaahhh menurut saya agak mengecewakan... jauh dibandingkan dengan cerita Bridgerton family... 

Bercerita tentang Sir Harry yang bekerja di kantor urusan perang dan bertugas sebagai penerjemah surat-surat rahasia berbahasa rusia. Sir Harry tinggal di seberang rumah Olivia...

Olivia tiba-tiba mendengar gosip bahwa Sir Harry pernah membunuh tunangannya. Gosip ini membuat Olivia sangat penasaran dan coba memata-matai Sir Harry lewat jendela kamarnya. Sir Harry yang telah lama berada di lingkup militer tentu langsung menyadari kalau tetangganya memata-matai nya terus.

Lucu sih cerita-cerita awalnya. Gimana Sir Harry kesel karena konsentrasinya terpecah dalam menerjemakan surat-surat rahasia karena diliatin terus sama olivia. Dan Olivia yang digambarkan cantik sih... tapi gak terlalu pintar...

Kepribadian Olivia menurut saya gak terlalu bikin jatuh cinta sih... karena terkesan kurang intelek... sementara Sir Harry sih awal-awal keliatan mengagumkan... tapi pas akhir-akhir jadi biasa aja... malah kayanya karakternya kurang menonjol... 

Masalah kelam sir harry yang bapaknya pemabuk dan ibunya gak pedulian juga kurang diceritaan dampaknya pada kepribadiannya...


Dan yang bikin gak banget adalah, kok ya ngelamar olivia ke ortunya lewat jendela sih... inikan gak sopan!!!! 

Masih ada sisi romantisnya yang bikin hati saya hangat... yaitu ketika olivia dan sir harry gantian ngebacain buku Ms Butterworth melalui jendela kamar mereka... cukup sweet bagi saya adegan ini...

Okelah, saya hanya bisa kasih bintang 3 dari 5...

Kamis, 26 Januari 2017

Resensi Novel: Remember When By Winna Efendi



Ternyata novel ini udah di film-in ya... baru tau saya...(*gak gaul emang... hehe)

hmmm... bingung nge review nya... karena serius mungkin cerita-cerita anak SMA gak cocok sama saya deh... Soalnya dulu kebayang waktu SMA saya mikir cuma gimana masuk kuliah negeri... haha... gak mikir cinta-cintaan... hehe

Novel ini tentang cinta dan persahabatan di masa SMA...

Berkisah tentang 2 orang pasangan, Moses dan Freya yang pintar dan bintang sekolah, serta Anggia dan Andrian yang artis sekolah karena kecantikan dan ketampanannya...

Mereka berempat bersahabat...

Tapi semua menjadi kacau ketika ibu Andrian meninggal, dan yang berhasil menghiburnya adalah Freya yang mana pernah menghadapi kasus yang sama...

Disinilah Andrian mulai berubah dan merasa sepertinya jatuh cinta sama pacar sahabatnya sendiri, Freya... Konflik ini yang bergulir... persahabatan mereka jadi hancur... dan ya gitu deeeh... 

Bukan jenis cerita yang saya sukai... iya sih saya mengerti cinta itu gak ada logika kalo kata agnez monica... tapi pliz deh gak mesti diikutin juga kali...

Awal-awal saya suka dengan karakter andrian... tipe-tipe cowo jago olahraga dan periang gitu... tapi kemudian jadi menyebalkan karena egoisnya dia...

Freya, nampak kurang menonjok karakternya, moses juga... dan anggia yang periang dan menganggap harus terus bersama andrian tuh gak banget deeh...

Yah intinya saya gak cocok aja dengan cerita ini... bukan tipe yang saya sukai... tapi alurnya bagus dan mudah diikuti... jadi gampang nyelesein buku ini... meski ditengah-tengah udah mulai protes hati ini dengan bilang, "Haduuuh, berantem karena cewe tuh gak banget siiih..."..

Saya kasih bintang 2 dari 5... 

Selasa, 24 Januari 2017

Resensi Novel: Bridgerton Family by Julia Quinn (Part 2)

Bener-bener deh, novel Julia Quinn bikin saya pengen terus baca buku-bukunya yang lain. Padahal saya sebenernya gak gitu suka cerita cinta-cintaan banget lho (masa sih..*blushing*)... saya lebih suka cerita misteri... tapi Novel Julia Quinn bikin saya kecanduan... haha... 

Bahkan saya bisa gak nonton drama korea dan gak terlalu banyak megang Hape karena novel-novel ini... 

Dan, hal yang saya paling jarang lakukan yaitu membaca ulang novel yang sudah saya pernah baca, kini saya lakukan untuk membaca novel julia quinn yang berjudul "To Sir Phillip with Love" yang udah pernah saya baca di tahun 2011 (untung bukunya masih ada di lemari buku saya dan masih bagus)... oh ini ternyata gunanya mengkoleksi buku... ya seperti kangen ketemu temen-temen lama, dan tinggal baca lagi aja...  Soalnya selama ini saya menganggap kalo satu buku udah dibaca dan tamat... hubungan dengan buku itu berakhir... tetapi sekarang saya baru mengerti, buku itu adalah teman kita... gak ada salahnya membaca kembali buku-buku yang berkesan...

To Sir Phillip With Love



Bercerita tentang anak ke-5 Bridgerton, Elois. Elois telah berusia 28 tahun, dan belum menikah, tapi bukan karena tidak ada yang melamarnya, dia sudah menolak 6 kali lamaran. Namun entah mengapa, tiba-tiba ia merasa sangat hampa karena ditinggal menikah oleh sahabatnya (Penelope yang menikah dengan kakaknya Collin... bisa banget ngerasain ini... itulah wanita, disaat sahabat menikah, memang bahagia, tapi gak bisa dipungkiri akan merasa ditinggalkan)... Padahal Elois sudah memikirkan, ketika pun ia menjadi perawan tua, Penelope juga akan bersama-sama dengannya menjadi perawan tua... Saat inilah Elois menyadari bahwa ia butuh suami...

Bersamaan dengan perasaan kesepian itu, teman korespondensinya selama setahun, Sir Phillip menawarkan Elois untuk berkunjung kerumahnya dan melihat apakah mereka bisa cocok dan kemudian menikah... dan berdasarkan surat menyurat mereka, Elois merasa Sir Phillip dapat dipertimbangkan sebagai seorang suami... 

Dan begitulah, Elois kabur dari rumah untuk ketemu Sir Phillip (berani bener ya... padahal belom pernah ketemu... haha... kaya ABG jaman sekarang aja, kabur ketemu cowo cuma karena kenal lewat FB... hihi)...

Phillip tidak seperti yang dibayangkan Elois... dan tentu saja Elois pun tidak seperti yang dibayangkan Phillip... Apalagi ternyata Phillip sudah punya dua anak yang badung banget... Hidup Phillip kacau setelah istrinya meninggal dan hanya membutuhkan ibu bagi anak-anaknya... dan mungkin Elois akan cocok untuk anak-anaknya...

Suka dengan cerita ini, bagaimana Phillip merasa ketakutan dan bersalah karena tidak menjadi ayah yang baik... suka dengan bagaimana cowo-cowo Bridgerton nyusul Elois dan marah-marah...
Namun yang paling mengharukan adalah bagaimana Anthony (yang cool) ngajak ngomong hati ke hati ke Elois, untuk menikah dengan Phillip dan Elois nolak... dan dengan kesel si Anthony bilang, "Klo gak mau nikah ama Phillip, kenapa lo kabur ke dia..." (haha... aneh memang Elois...)

Suka juga dengan nasehat ibunya Elois saat setelah pernikahan Elois... bahwa Elois gak boleh memaksa... harus sabar... ya memang begitulah pernikahan... harus saling bersabar dan tidak saling memaksa... 

Dan satu lagi pesan di novel ini... Jatuh cinta setelah menikah adalah yang terindah... Sepertinya novel-novel Julia Quinn memuat pesan ini (novel yang udah saya baca tentunya)... 

Bahkan sempat disinggung dipercakapan antara Anthony dan Elois, bahwa Elois pengen menikah dengan cinta seperti Anthony, dan Anthony cuma bilang, "Kamu tau kan aku ama Kate terpaksa nikah karena kepergok sama biang gosip melakukan pose yang mencurigakan" ini bener-bener bikin senyum (kebayang ceritanya Anthony). 

Saya kasih bintang 4 dari 5 sesuai penilaian saya di tahun 2011 dulu... 

Minggu, 22 Januari 2017

Resensi Novel: Bridgerton Family by Julia Quinn (Part 1)






Keluarga Bridgerton ini bikin "hang over" banget... hebat banget Julia Quinn menghidupkan karakter-karakter yang bikin "baper" banget...

Efeknya dasyat banget di saya, gak bisa berenti ngebacanya dan masuk ke dalam novel-novelnya... serius deh, saya bagaikan gadis ABG yang memerankan tokoh wanita yang dikejar cowo-cowo ganteng Bridgerton (haha....)


Saya sebenernya pertama ngebaca tuh yang cerita Eloise, anak ke-5 Bridgertone dengan novelnya yang berjudul "To Sir Philip With Love". Dan saya udah bacanya tahun 2011, saat itu memang sepertinya saya suka banget bacanya, tapi gak tau kenapa gak penasaran sama cerita keluarga Bridgerton lainnya. Maka tiba-tiba saya teringat lagi, dan baca-baca sinopsis novel-novel Julia Quinn lainnya... dan saya langsung penasaran.... Jadi ini beberapa novel yang sudah saya baca...


The Viscount Who Love Me




Menceritakan anak pertama keluarga Bridgerton, Anthony-yang dicap sebagai seorang playboy ulung. Di usianya yang ke-28 tahun, Anthony memutuskan untuk segera mencari istri. Bukan untuk mencari istri yang dicintai, tetapi hanya seorang istri yang cukup baik dan bisa menjadi ibu yang baik, tanpa harus ia cintai... (haha aneeh bener pemikirannya)...

Maka pada masa perburuan jodoh terdapat seorang wanita yang menurut desas-desus adalah yang tercantik, bernama Edwina Sheffield. Namun Edwina membuat persyaratan bahwa laki-laki yang akan dia nikahi adalah yang direstui kakaknya, Kate Sheffield.


Kate Sheffield, wanita biasa saja, yang sudah berusia 21 tahun dan belum menikah (dianggap sudah perawan tua) menginginkan adiknya mendapat laki-laki yang baik dan tentu saja kaya (karena mereka berada dalam ambang kebangkrutan).


Oleh karena itu Anthony harus menaklukan Kate terlebih dulu... tapi siapa sangka justru Anthony terbayang-bayang Kate yang sesungguhnya tukang mengatur, dan ingin tahu urusan orang.


Saya sangat suka dengan karakter Anthony yang angkuh tapi penuh tanggung jawab ke keluarganya....


Saya terenyuh bagaimana peristiwa-peristiwa traumatis masa lalu dapat membentuk kepribadian seseorang. Anthony, sebagai anak pertama tentu tidak ingin terlihat lemah, tapi pada kenyataannya meninggalnya sang ayah membuat ia sangat rapuh, dan menjadi sangat takut pada lebah... bahkan mempunyai firasat hidupnya tidak akan melebihi usia ayahnya yang 38 tahun...

Saya kasih bintang 4 dari 5 untuk cerita Bridgeston ini.

An Offer From Gentleman




Dalam novel ini diceritakan anak ke-2 Bridgerton, Bennedick. Saya tidak begitu suka dengan cerita novel ini karena yaaah seperti cinderella Story... or... lebih cocok seperti sinetron Indonesia... haha..


Dikisahkan Sophie Beckett merupakan anak haram seorang Earl. Ibunya meninggal dan ia diasuh oleh ayahnya yang tidak mengakuinya (hanya dianggap anak perwalian saja). Hidupnya baik-baik saja ketika diasuh sang Earl meski tanpa kasih sayang, hingga sang Earl menikah lagi dan memiliki 2 saudara tiri... Dan begitulah ceritanya seperti cinderella... sang earl meninggal, dan sophie diperlakukan seperti "babu" oleh ibu tirinya... 


Hingga pada suatu waktu, ia bisa menghadiri sebuah pesta topeng dan bertemu dengan Bennedick.... 


Bennedick jatuh cinta dengan wanita bertopeng itu (dan hingga lama.. dan lama gak tau siapa wanita itu)... dan 3 tahun kemudian takdir memang menyenangkan kalo di novel untuk mempertemukan Sophie kembali dengan Bennedick. 


Begitulah... begitulah... si Mr Bridgerton naksir Sophie yang sekarang berprofesi jadi pelayan (setelah kabur dari rumah ibu tirinya).... dan konflik-konflik menyatukan cinta mereka membuat cerita bergulir berlembar-lembar.... 


Di Novel ini karakter Bennedick gak menonjol, dan saya gak terlalu terhanyut dengan ceritanya... Si Sophie juga hidupnya menyedihkan amat... saya gak suka...


Saya kasih nilai 2 bintang dari 5 bintang untuk novel ini...


Romancing Mister Bridgerton




Nah yang ini yang saya suka banget. Berkisah seputar kehidupan anak ke-3 Bridgerton, Collin yang terkenal dapat menaklukkan banyak wanita hanya dengan senyumnya... Collin digambarkan sebagai pria ramah dan humoris.

Sang tokoh utamanya Penelope Featherington, adalah wanita berusia 28 tahun (sudah dianggap perawan tua) merupakan sahabat dari adiknya Collin, Elois-yang masih belum menikah juga, perbedaannya Elois sudah 6 kali menolak lamaran, sementara Penelope tidak ada sama sekali yang melamar. 


Penelope memang sudah memendam rasa dengan lelaki Bridgerton nomor 3 sejak kecil... tapi nasibnya sebagai wanita yang dianggap tidak terlalu menarik membuatnya terabaikkan. bahkan ibunya pun sudah menyerah dan menganggap penelope tidak akan menikah...


Namun entah karena Penelope yang berubah atau collin yang lebih dewasa, tiba-tiba pesona Penelope terlihat jelas dimata collin... kecerdasan, kejenakanaan, dan kecantikkannya membuat collin yang digambarkan punya senyum mempesona jatuh cinta padanya... 

Seri Bridgerton yang ke-4 ini menurut saya bagus dan punya pesan yang sangat banyak... suka dengan gimana collin sangat melindungi penelope setelah sebuah rahasia yang bisa menjadi skandal buat penelope terungkap... suka dengan penelope dan collin yang saling mendukung untuk mengasah bakat dan potensi terpendamnya (manis sekali...)

Dan lagi jangan lupa bahwa misteri terbongkarnya identitas kolumnis gosip terkemuka Lady Whistledown makin membuat cerita novel ini hidup banget...



Saya kasih nilai 5 dari 5 untuk novel ini... Bikin Hangover paraah... (ngelebihin yang kisah Anthony)

===============================================

baca juga:  part 2, part 3, part 4, part 5

Minggu, 08 Januari 2017

Resensi Novel: Size 12 and Ready to Rock - Berukuran 12 dan Siap Mengguncang Dunia (Heather Wells #4) by Meg Cabot


Setelah resensi Heather Seri ke-1, ke-2 dan ke-3, saya kembali melanjutkan dengan series yang ke-4. 

Sebelumnya saya kecewa sekali dengan series ke-3 yang berjudul Big Boned (dari ceritanya yang biasa banget dan terjemahannya yang bener-bener bikin garuk-garuk kepala sekaligus gemes), tapi bagi saya yang ke-4 ini cukup mengobati kekecewaan sebelumnya. 

Kisah dimulai dengan tertembaknya bodyguard Tania Trace (istri dari Jordan yang merupakan mantan pacarnya Heather). Meski tidak sampai meninggal, kejadian itu membuat Tania menjadi terguncang. Selain itu, producer reality show yang akan dibintangi oleh Tania dan Jordan meninggal akibat memakan kue cupcake yang seharusnya ditujukan untuk Tania.

Segala teror ini menggerakkan Grant Cartwrigth menyewa jasa cooper (yang padahal anaknya sendiri) untuk menjadi pengawal Tania karena tidak mau kehilangan tambang emas perusahan Cartwright (penyanyi yang menduduki peringkat 1 di billboard).

Cerita di novel ini memasukkan penokohan keluarga Cartwright yang aneh-aneh. Cooper yang awal mulanya sudah ingin putus hubungan dengan keluarganya justru hubungannya membaik.

Saya salut dengan sifat Heather yang baik hati dan pemaaf. Meski pacarnya direbut oleh Tania, dia tetap berbaik hati menolong Tania bahkan mau lho jadi temen curhatnya Tania. 

Hubungan Cooper dan Heather juga sudah makin maju. So sweet banget ketika Cooper membelikan cincin pertunangan yang emang modelnya sudah di idam-idamkan Heather.

Yah dengan sudah selesainya novel ke-4 ini, berarti saya sudah menghabiskan 5 series Heather Wells.... yang seri ke-5 sudah saya baca duluan dan yang melatarbelakangi saya hunting semua buku Heather karena bikin penasaran.

Ada rasa kehilangan juga sih... soalnya saya suka banget penokohan Heather dan Cooper. 

saya ragu saya bakal nulis resensi seri yang ke-5 mengingat bacanya udah agak lama. Jadi feel-nya udah ilang... haha..

Rabu, 04 Januari 2017

Resensi Novel: Perempuan-Perempuan Tersayang By Okke SepatuMerah


Bermula dari membaca blog Mbak Okke Sepatu Merah di sini, saya jadi sangat tertarik dengan novel karya mbak okke yang terbit di tahun 2015 ini. 

Novel ini memang lumayan menghibur dan bisa saya habiskan hanya dalam 2 hari saja. 

Bercerita tentang Fransinia seorang wanita yang berasal dari NTT. Dia baru saja lulus kuliah dan sedang dalam pencarian kerja. Fransinia dan adik perempuannya tinggal di jakarta. Sementara ibu dan kakak laki-laki mereka tinggal di SoE, sebuah desa kecil di NTT. 

Fransinia sedang memupuk tinggi cita-citanya untuk menjadi wanita pekerja yang sukses di jakarta dan tak pernah berfikir kembali ke kampung halamannya. 

Namun permasalahan keluarga, membuatnya harus meninggalkan segala mimpinya di Jakarta dan kembali ke SoE. 

Kesan terhadap novel ini

Berlatar di sebuah desa di NTT, membuat kita terseret untuk merasakan suasana pedesaan yang tentram. Novel ini mengangkat nilai-nilai kekeluargaan yang kental. 

Saya tergelitik dengan kutipan yang ada di dalam novel ini "Hidup untuk bekerja atau bekerja untuk hidup". Ya, fenomena ini yang makin berkembang sekarang ini, banyak orang yang berangkat kerja pagi-pagi, pulang malam-malam sehingga sepertinya tidak menikmati hidup... (pulang tinggal tidur, besok berangkat lagi.... bahkan melihat matahari pun tidak... haha miris sekali...)

Karena lebih menonjolkan nilai kekeluargaan, bagi saya nilai romantismenya kurang di garap... Jadi kesannya agak datar-datar aja... Padahal seharusnya romantisme antara Fransinia dengan Fritz yang seorang dokter yang rela mengabdi di kampung halaman bisa menyemarakkan cerita...

Overall novel ini layak untuk dibaca karena mengandung pesan-pesan yang bagus sekali untuk direnungkan, terutama untuk melihat kembali bagaimana hubungan kita dengan keluarga... 

Saya kasih nilai 3,5 untuk novel ini... 


Senin, 02 Januari 2017

Resensi Novel: Size 14 is not Fat Eather dan Big Boned by Meg Cabot

Saya akan menyatukan aja resensi 2 novel lanjutan Heather Wells series biar gak panjang-panjang.

Sebelumnya seperti saya tulis di postingan ini, saya bener-bener jatuh cinta dengan novel pertama Hether Wells series. Jadi saya benar-benar hunting buku seri ke 2 dan ke 3. Karena sudah terbitan agak lama pada tahun 2011-2012, agak susah nyarinya... tapi apa sih yang gak bisa di dapet di jaman online ini (haha... thanks Tokopedia- memang apa aja ada ya disana... hhehe).

Nah saya mulai review Heather wells seriesnya:

Size 14 is not Fat Eather - Ukuran 14 pun tidak Gemuk #Heather Wells 2


Dalam series ini, Heather  dihadapkan pada masalah pembunuhan lagi yang kini lebih sadis. Ada kepala di temukan di dalam panci di cafetaria pemondokan!!! mengerikan!!!

Cooper si pemilik rumah yang ditumpangi Heather sudah mewanti-wanti agar heather tidak ikut campur, karena sudah merupakan pembunuhan yang sadis. Tapi si Heather kayanya emang punya naluri kepo tingkat tinggi dan gak bisa cuma diem doang dengan kasus yang ada. Tapi yang bikin senyam-senyum sendiri, meski geregetan dengan kekepoan Heather, Cooper tetep mau-mau aja nemenin nyelidikin... (kepedulian Cooper memang tingkat tinggi...)

Sementara itu Ayahnya Heather yang narapidana keluar dari penjara dan mencari tumpangan tinggal. Ada rasa terharu saat Heather yang sudah hampir 20 tahun gak liat Ayahnya tiba-tiba berhadapan, digambarkan ayahnya yang kurus... sediiih bacanya... 

Suka setting pada musim dingin dalam cerita ini, dan masih suka dengan ke cool-an si Cooper. 
Seri ke-2 ini cukup manis bagi saya, tapi geregetan juga sama Cooper yang cool tapi gak mau ngaku suka sama Heather, bahkan Heather ditolak dengan bilang, "Aku gak mau jadi pacar pelarian kamu..." oh nooo... 

Setelah baca buku pertama dan kedua seri Heather ini bikin saya gimana ya... terbawa arus gitu deh... kaya tokoh-tokoh itu main-main di dimajinasi saya... 

Big Boned- Bertulang Besar #Heather Wells 3 



Kali ini ceritanya adalah yang terbunuh bosnya si Heather-Owen, tertembak di kepala di ruangan kerjanya. Owen merupakan bos yang tidak disukai oleh Heather dan pegawai-pegawai yang lain.

Di seri ini juga akibat ditolak Cooper, Heather mau jadi pacarnya profesor Matematika yang vegetarian. Bayangkan Heather yang suka makan harus pacaran dengan vegetarian.

Nah karena Heather punya pacar ini, Cooper jadi cemburu dan baru yakin bahwa sebenarnya udah jatuh cinta dengan Heather.

Nah di buku yang ketiga ini, saya illfeel... jelek banget ceritanya, jelek pula terjemahannya... Pliz deh masa kalimat "Miss" diterjemahin jadi "Neng" mengganggu banget deh...

Dan cara jadian Heather-Cooper gak banget deh...